7 Surat Untuk Ke 7 Jemaat (Kitab Wahyu)
Shallom .....
Terdapat 3 hal yang perlu kita ketahui untuk memahami 7
surat dalam kitab Wahyu ini :
1. Surat ini
ditujukan untuk gereja sebenarnya, dengan masalah sebenarnya pula
2. Gereja
gereja dalam surat ini menyimbolkan gereja sebenarnya dalam sejarah
3. Gereja
gereja ini mewakili 7 tahap dalam sejarah perkembangan gereja dari abad
pertama
hingga saat ini
1. Surat untuk jemaat di Efesus (2:2-7)
Gereja di Efesus (Wahyu 2:1-7) sangat sukses tapi
dikatakan mulai kehilangan kasih mula-mula, motivasi yang sangat penting dalam
hidup kekristenan.
Apabila kita melihat surat ini dari sudut pandang sejarah
gereja, banyak gereja yang mulai kehilangan kasih mula-mula selama periode
setelah kematian para rasul, yang berlangsung dari 70 M sampai bait suci di
Yerusalem dihancurkan (sekitar 160 M). selama masa tersebut, banyak gereja
telah beralih dari pelayanan penuh kasih menjadi institusi religius yang formal
tanpa kasih. Gereja menjadi penuh dengan konflik dan argumentasi teologis
2. Surat untuk jemaat di Smirna (2:8-11)
Kata Smirna (Wahyu 2:8-11) berarti myrrh atau mur,
semacam bubuk untuk wewangian. Sebuah nama yang sesuai untuk gereja abad
pertama di Smirna , yang mengharumkan nama Kristus. Secara historis, gereja di
Smirna mewakili periode para martir yang berlangsung dari 160 M hingga
kebangkitan Constantine Agung (324 M).
3. Surat untuk jemaat di Pergamus (2:12-17)
Pergamus (Wahyu 2:12-17) artinya menikah. Dan di jaman
ini, gereja telah ”menikahi” dunia. Semua sistem nilai dan norma dari dunia
telah masuk dalam gereja. Periode ini berlangsung dari naiknya Constantine
Agung (324 M) hingga abad ke-6 ketika masa ke-paus-an dimulai. Saat ini adalah
saat ”pernikahan” antara gereja dan negara dimana Constantine menjadikan
kristen sebagai agama resmi kerajaan Roma. Selama ini, gereja memiliki
popularitas tinggi, tetapi seiring dengan meningkatnya pengaruh politik gereja,
pengaruh spiritualnya berkurang
4. Surat untuk jemaat di Tiatira (2:18-29)
Gereja di Tiatira (Wahyu 2:18-29) adalah gereja yang
”berzinah”, paling tercemar. gereja ini menyimbolkan periode dark ages dalam
sejarah kekristenan, periode dimana gereja telah kehilangan kemurnian dan
semangatnya, ketika gereja disusupi oleh tahayul dan kepercayaan pagan. Dark
ages berlangsung dari abad ke-7 hingga saat reformasi (abad ke-16)
5. Surat untuk jemaat di Sardis (3:1-6)
Gereja di Sardis (Wahyu 3:1-6) telah menemukan kebenaran,
namun kehilangan kekuatannya. Gereja membangun reputasi yang baik, tetapi
sesungguhnya tercemar dan ”mati”. Kekristenan di Sardis adalah kekristenan
hanya dalam nama. Yesus mengatakan kepada mereka, ”Engkau dikatakan hidup,
padahal engkau mati”. Dari luar mereka mengakui Kristus tetapi tidak hidup
dalam hidup keagamaan yang benar. Hal ini menggambarkan periode Reformasi, dari
abad ke-16 hingga abad ke-18.
6. Surat untuk jemaat di Filadelfia (3:7-13)
Gereja di Filadelfia (Wahyu 3:7-13) adalah gereja yang
sangat hebat dimana Tuhan tidak memiliki kritik untuk gereja ini. Tuhan
menyebutkan gereja di Filadelfia karena kesetiaan dan kebenarannya. Gereja ini
mewakili gereja pada abad ke-19, saat kebangkitan rohani terjadi, dimana gereja
lebih memfokuskan pada Roh kudus daripada mendapatkan kekuatan politis. Gereja
pada periode ini berkembang hingga ke ujung bumi melalui gerakan pelayanannya.
7. Surat untuk jemaat di Laodikia (3:14-22)
Gereja di Laodikia (Wahyu 3:14-22) mengatakan "Aku
kaya dan aku telah memperkayakan diriku dan aku tidak kekurangan apa-apa” dan
Tuhan mengatakan, “engkau tidak tahu bahwa engkau melarat, dan malang, miskin,
buta dan telanjang.” Tuhan menggambarkan dirinya berdiri di luar pintu gereja,
mengetuk untuk masuk. “Engkau tidak dingin dan tidak panas” kata Tuhan. Jemaat
di Laodikia tidak seperti jemaat di Sardis yang dingin dan “mati”, tidak juga
seperti jemaat di Filadelfia yang panas dan hidup. Jemaat di Laodikia adalah
suam-suam kuku.
Setiap gereja di kitab wahyu mewakili rentang waktu
tertentu dalam sejarah, dan apabila kita melihat kembali sejarah gereja selama
ini, dapat dilihat bahwa simbol nubuatan ini memang akurat. Dan Laodikia
menyimbolkan gereja di jaman akhir – jaman kita. Kita memang hidup di
manaLaodikia, dimana gereja menganggap dirinya kaya tetapi sebenarnya miskin,
dan suam-suam kuku, tidak panas maupun dingin.
Gambaran ini adalah generalisasi keadaan, banyak jemaat
yang tetap panas dan hidup, walaupun di jaman yang suam-suam kuku ini.
Tantangan kita adalah bagaimana kita hidup seperti jemaat di Filadelfia
walaupun kita hidup di jaman Laodikia.
Apabila kita melakukannya, Yesus mengatakan bahwa janji dalam Wahyu 3 akan menjadi milik kita :
Apabila kita melakukannya, Yesus mengatakan bahwa janji dalam Wahyu 3 akan menjadi milik kita :
“Barangsiapa menang, ia akan Kududukkan bersama-sama
dengan Aku di atas takhta-Ku, sebagaimana Akupun telah menang dan duduk
bersama-sama dengan BapaKu di atas takhta-Nya. Siapa bertelinga, hendaklah ia
mendengarkan pa yang dikatakan oh kepadajemaat-jemaat.” (Wahyu 3:21-22)
Komentar
Posting Komentar